Subkultur Dekochari di Jepang
Hai bosku!! Jurnal KITC balik lagi nih dengan pembahasan ramai. Kali ini, kita mau bahas sebuah produk dari sub-kultur asal negeri sakura: Dekochari. Buat yang belum tahu, Jepang memang punya subkultur bermacam-macam, bisa dibagi berdasarkan periode tahun atau dekade berkembangnya. Dekochari sendiri merupakan sebuah produk yang trending di Jepang pertengahan dekade 1970-an. Istilah ini diambil dari gabungan dua kata asli dalam bahasa Jepang.
Salah satu contoh pengendara Dekochari
Sumber: Artikel The Truth About Japanese Crazes: Dekotora Meh, Dekochari Yeah
Model Decochari
Sumber: Pinterest
Model Decochari
Sumber: Pinterest
Asal Kata dan Produk Dekochari
Deko diadaptasi dari slang bahasa Inggris yaitu ‘deco’, yang berarti dekorasi, dekoratif, dan segala jenis hal bersifat hiasan. Sementara itu, chari (ちゃり) diartikan sebagai sepedah. Sudah terbaca dong, kalau dekochari berarti sepedah berdekorasi. Kalau di Indonesia kita mungkin sering melihat kebiasaan ini dalam lomba-lomba menghias sepedah. Tapi, yang menarik dari dekochari-nya Jepang adalah hiasannya yang super menarik. Bukan hanya menghias, akhirnya produk dekochari cenderung memodifikasi bentuk dasar sepedah aslinya.
Dekochari akhirnya bukan hanya dianggap sebagai produk, tapi juga sebagai seni menghias sepedah –atau the the art bike. Sepedah-sepedah ini sendiri hadir sebagai respon anak-anak kecil pada produk Dekotora yang dibuat oleh orang dewasa. Sebelumnya, dekotora itu adalah kegiatan menghias truk, atau modifikasi truk-truk besar yang dilakukan oleh orang dewasa. Hal yang membuat kegiatan hias-menghias ini terkenal adalah film Truck Yaro yang release di tahun 1975.
Poster Film Truck Yaro dan referensi foto Dekotora
Original title dari film ini adalah Torakku yarô: Goiken muyô, yang diterjemahkan sebagai truck rascals. Di film ini, truk-truk besar di modif dengan chrome plating. Nah, dari tren modifikasi otomotif skala besar itu, anak-anak kecil di Jepang mengaplikasikannya ke sepedah-sepedah mereka. Awal-awal dekochari dibuat sama anak-anak di sepedah mereka dengan sekedar menggunakan kayu, hiasan cat warna-warna metal, dan lampu warna warni. Perkembangannya, bahkan anak-anak di Jepang bisa sampai menambahkan sistem audio dan cup holder di sepedah-sepedah mereka.
Nah masih penasaran kan sama cerita Dekochari dari Jurnal KITC!
Slide in langsung ke Part II !